Senin, 31 Agustus 2009

Mamat – Road to UNS (by Ezrava)

Berikut ini adalah cerpen pertama yang pernah saya tulis dan saya ikutkan lomba UNS Blog Awards, cerpen ini akhirnya kalah dengan sangat sukses, disingkirkan oleh ratusan pesaingnya, gimana gak kalah wong ceritanya bener-bener gak bermutu.

Salam kenal teman-teman. Nama saya Mamat Somat. Saya datang dari negeri antah berantah. Bener koq, nama saya Mamat Somat. Saya tinggal di sebuah dusun kecil di Kabupaten Klaten. Saya sungguh menyadari bahwasanya sebagai insan akademis saya dituntut untuk dapat bereproduksi (nb: maksudnya berproduksi atau berkarya bagi bangsa dan Negara). Dan tulisan ini adalah masterpiece saya yang pertama. Harapan saya semoga goresan tinta emas ini dapat mengharumkan nama Universitas Sebelas Maret tercinta, tempat Mamat menuntut ilmu.
Mamat bingung mo mulai cerita dari mana? Maklum… Mamat khan datang dari dusun yang notabene masih banyak orang yang tuna aksara. Jadi, Mamat sih masih mending. Oke! Seperti kebanyakan anak dusun, Mamat pun bercita-cita menjadi seorang petani teladan yang meraih piagam kalpataru dari pemerintah. Sebagai side project. Mamat pingin jadi peternak sapi metal (nb: ini nama spesies sapi bongsor, jadi jangan ngaku anak metal di dusunnya Mamat, nanti dikira anak sapi lho). Terus Mamat mo nikah sama Sebloh Priatin, anak tetangga sebelah Mamat.
Namun, bapak sama simbok menginginkan Mamat sekolah yang tinggi sekali agar dapat membantu simbok. Tapi bagaimana mungkin? Makan saja senin kamis. Kalo Mamat sih belum kepikiran untuk kuliah. Sampai pada suatu hari Mamat berjumpa dengan Pak Lurah. Kata Pak Lurah, Mamat memang harus kuliah demi memajukan desa Mamat. Mamat pun memilih Universitas Sebelas Maret (UNS) menurut saran Pak Lurah.
Demi mewujudkan cita-cita Mamat, Bapak Mamat sampai menjual satu patok sawah dan dua ekor sapi metal. Simbok Mamat pun menjual sepeda onthel kesayangan beliau. Mamat jadi terharu. Kata simbok, beliau ingin Mamat sekolah yang tinggi sekali. Terus jadi dokter deh.
Singkat cerita, Mamat ikut SPMB dan diterima di UNS, jurusan sejarah. Alhamdullilah, waktu daftar ulang ternyata biayanya tidak semahal yang Mamat kira. Bapak pun bisa menebus sawahnya dan membeli beberapa ekor anak sapi metal.
Waktu pertama kali menginjakan kaki di UNS, nyali Mamat sempat ciut juga. Mamat teringat kata teman Mamat. Katanya kampus UNS terletak di dekat RSJ Kentingan, Kebun Binatang Jurug dan Sungai Bengawan Solo. Jadi kalo Mamat tidak dapat mengikuti perkuliahan, Mamat bakal jadi gila, terus dibawa ke RSJ, habis itu Mamat bakal dibawa ke Bonbin Jurug dan dipasung di kandang macan biar tidak mengamuk. Kalo belum sembuh juga Mamat bakal dilempar ke Sungai Bengawan Solo biar dimakan buaya. Hii… Ngeri…!
Namun perasaan itu segera hilang saat Mamat melihat hijaunya kampus UNS.
*Foto menyusul